Advertisement
Bagi pencinta hal-hal yang berbau mistis, khususnya di tanah Jawa, pasti sudah tidak asing lagi dengan kata ‘malam satu suro’. Apa sebenarnya malam satu suro itu? Dan mengapa malam tersebut seringkali dikaitkan dengan berbagai macam mitos dan hal-hal supranatural. Bahkan, tidak sedikit masyarakat daerah tertentu yang melakukan tradisi di malam satu suro tersebut.
Malam satu suro adalah malam yang menandai awal bulan pertama penanggalan Jawa. Malam satu suro juga bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah atau penanggalan Islam.
Baca Juga:
- Menguak Sejarah Lagu Mistis Lingsir Wengi
- Ketangkasan Kru Wahana Komidi Putar ‘Ombak Banyu’ yang Bikin Deg-degan
![]() |
Tradisi malam satu suro, Kebo Bule Kyai Slamet. (Kredit: Umam/Gramedia.com) |
Di tahun 2025 ini, malam satu suro atau 1 Muharram bertepatan dengan malam Jumat Kliwon, yaitu pada tanggal 27 Juni 2025 atau nanti malam. Tentu saja hal ini semakin menambah aroma mistis malam istimewa tersebut. Hanya saja, banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat yang justru menegaskan bahwa siapa pun dilarang keluar rumah saat malam satu suro.
Mitos pelarangan ini konon katanya bagi mereka yang percaya, di malam satu suro gerbang gaib akan terbuka dan makhluk halus serta para roh leluhur akan berkeliaran. Mereka yang keluar rumah dianggap berisiko diganggu atau bahkan “diculik” oleh makhluk gaib tersebut.
Percaya tidak percaya, admin tidak mengajak Sobat Penghuni 60 untuk mempercayai mitos.
Lalu, apa sih sejarah di balik perayaan malam satu suro ini?
Kalender Jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo tahun 1940 dalam referensi penanggalan Hijriyah (Islam). Di beberapa tempat di Pulau Jawa, masyarakat Jawa masih hidup dengan amalan atau cahaya batin dan kehati-hatian. Malam tahun baru dianggap sakral di Jawa. Mereka memiliki beberapa tradisi yang mereka ingat setiap malam Suro pertama.
Meskipun zaman sudah modern, tradisi-tradisi ini tetap dilestarikan hingga saat ini. Salah satunya adalah melakukan arak-arakan ataupun pawai obor baik di pusat kota maupun di pelosok-pelosok desa.
Ada banyak kepercayaan yang bersifat mistis dan menakjubkan, seperti ritual mengunjungi tempat-tempat suci dan keramat, misalnya pergi ke kuburan untuk mendapatkan kekayaan, makanan, warisan, dan bahkan pendamping. Lalu ada juga proses melempar hadiah, makanan dan persembahan ke laut, yang dianggap sedekah.
Tahun Baru Jawa adalah festival terpenting orang Jawa. Peringatan Tahun Baru Jawa dimulai pada hari pertama bulan Sura kalender Jawa, bertepatan dengan bulan pertama Hijriah, Muharram.
Tahun baru ini dirayakan terutama di pulau Jawa dan daerah atau negara lain dengan populasi etnis Jawa yang besar, Tahun Baru Jawa atau Siji-Sura (suro) diperingati setiap tahun dan telah menjadi bagian dari budaya tradisional setiap orang terutama di salah satu daerah di pulau jawa.
Misalnya di Solo, pada perayaannya ada hewan khas bule yang disebut kebo (kerbau). Kebo Bule menjadi salah satu daya tarik warga untuk menyaksikan perayaan malam pertama Suro dan dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Kebo Bule Kyai Slamet bukan sembarang kerbau, karena hewan ini merupakan peninggalan penting keraton Solo. Saat merayakan malam satu suro, fokusnya adalah kedamaian dan keamanan batin. Pada malam satu suro juga merupakan kebiasaan untuk membacakan doa semua yang hadir untuk merayakannya. Tujuannya adalah untuk menerima berkah dan menangkal kemalangan.
![]() |
Salah satu tradisi malam satu suro yaitu azan pitu di Keraton Cirebon. (Kredit: Merdeka.com) |
Sementara di Kota Cirebon sendiri (tempat tinggal penulis), berbagai kegiatan dilakukan mengisi acara pergantian tahun baru malam satu suro ini di dua keraton utama, yaitu Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan. Kegiatan tersebut mulai dari memandikan (jamasan) benda pusaka peninggalan masa lampau yaitu keris, pedang, golok, hingga tombak. Disusul dengan tradisi adzan pitu (tujuh), tumpengan, pawai obor (kirab agung), ramah tamah antara sultan dan rakyatnya, serta ditutup dengan pertunjukan wayang kulit.
Terlepas dari semua hal, marilah kita menyikapi berbagai macam tradisi dan perayaan malam satu suro tersebut sebagai hal yang positif demi mengharapkan keberkahan dan kedamaian dari Tuhan Yang Maha Esa. Terlebih lagi, keadaan di dunia yang saat ini sedang berkecamuk dengan perang. Mari kita sama-sama berdoa, agar segala macam bentuk kekejaman musnah dari muka bumi. Agar perdamaian kembali tercipta baik di Timur Tengah, maupun di dunia. Aamiin…
PENGHUNI 60 SANGAT MEMBENCI SEGALA MACAM BENTUK PERANG!
"Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H"
|
Artikel Menarik Lainnya:
Ternyata malam 1 suro tu adalah malam 1 Muharram..
BalasHapusYup, betul sekali mbak 🖒
HapusSalam maal hijrah 1447
BalasHapusTerima kasih sudah singgah 😊
HapusSelamat tahun baru 1 Muharram... semoga menjadi lebih baik.
wah banyak banget tradisinya, itu berarti kalau kita lagi kesana bisa salah kaprah ya, mikir lagi keliling rayain muharam ternyata perayaan satu suro.
BalasHapus1 suro ya sama aja 1 Muharram mbak... mungkin justru karena bertepatan dengan tahun baru islam tersebut makanya dibikin perayaan yg meriah.
HapusMuy interesante. Te mando un beso.
BalasHapusGracias Citu 😉
HapusSelamat berakhir pekan
Tanggal jawa begitu masih muda ya, 1940.
BalasHapusSaya kira itu sejak jaman raja demak, sebelum mataram
Bulan yang penuh mitor ya, tempat saya juga masih ada hal semacam itu
Bukan mas, pencetusnya ya Sultan Agung dibuat pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kesultanan Mataram pada tahun 1633 Masehi (1555 Saka).
HapusTernyata sejarahnya panjang juga. Menarik namun masih penasaran bagaimana awal mula dan berdasarkan apa mulai dikaitkan dengan hal-hal mistis. Apakah ada ahli supranatural yang memulainya?
BalasHapusIya sob, panjang sejarahnya. Dan kita harus bersyukur bisa memiliki kalender Jawa. Nah untuk hal-hal mistis memang sejak zaman dulu masyakarat kita atau Jawa memang sudah hidup dlm hal seperti itu, sehingga tdk aneh. Akan tetapi, pengaitan malam 1 Suro dengan hal-hal mistis tidak memiliki satu sosok yang secara spesifik bisa disebut sebagai "orang pertama" yang melakukannya.
HapusPertama kali tahu istilah satu suro tu... Dapat ilmu baru. terima kasih
BalasHapusIya Uncle satu suro itu dari kalender orang Jawa. Di kalender milik Uncle pasti tidak ada.
HapusJangan buat benda khurafat sudah.
BalasHapusSemoga saja tidak ada.
HapusAku kenal malam satu suro karena waktu kecil nonton film Suzanna yang jadi kuntilanak lalu dipaku kepalanya jadi manusia, judulnya malam satu suro.😀
BalasHapusHaha.. iya betul.. film paling terkenal itu.
Hapusmalam satu suro buat nyuci pusaka atau gaman buat orang2 jawa yang mempunyai pegangan, tapi baiknya buat doa awal tahun supaya tahun kedepanya menjadi tahun yang lebih baik :)
BalasHapusBetul. Setuju sekali mas... tp terkadang namanya tradisi itu susah utk dihilangkan. Meski byk pendapat pro dan kontra.
HapusSaya suka mitos Yunani. Tapi secara keseluruhan saya suka mitos dan mengaitkannya dengan tradisi, kepercayaan, meski tidak akan sejalan dengan logika saya, mitos itu menarik
BalasHapusTp terkadang hal2 yg semula hanya mitos... justru bs berubah jd fakta. Seperti halnya fiksi... bukankah byk teknologi canggih yg tercipta berawal dari sebuah fiksi.
HapusTp fiksi dgn mitos tentu saja jauh berbeda. Saran saya: jgn sampe tenggelam dalam mitos.
Salam kunjungan..datang follow ya..nampaknya blog berinformasi ..
BalasHapusTerima kasih sobat jauh Etuza 😉
HapusSemoga bermanfaat.
Salam buat keluarga di Malaysia.
Menarik juga informasi tentang malam 1 Suro ini, Mas.
BalasHapusTradisi ini tidak dikenal di daerah saya, tapi sperti sudah jadi kebiasaan kalau malam tahun baru hijriah selalu ada pawai obor.
Salam,
Nah betul Abah, tiap tahun baru 1 Muharram tradisi pawai obor memang kerap terlihat di manapun. Bahkan di daerah saya juga ada.
HapusKayaknya malam satu suro hanya ada di daerah Jawa saja ya.. Kalo di sini biasanya ada anak"dan pemuda keliling bawa api obor gitu dari masjid
BalasHapusItu jg sama tradisi mbak... tradisi setiap mlm tahun baru Islam.
Hapusmalam satu suro, dimana paginya libur dan malamnya katanya serem hehe
BalasHapusMasa sih... malamnya justru rame loh byk pawai obor 😃
HapusYg namanya adat dan tradisi, selama gak melenceng, perlu kita dukung utk melestarikannya.
BalasHapussetuju sob...
HapusKalau di tempat saya, di sebagian tempat masih ada tradisi Suran. Yaitu Khalwat. Atau orang-orang tua di tempat saya menamakannya 'Kaluwat'. Tradisi ini mirip pesantren kilat kalau jaman sekarang. Jadi sekelompok umat, terutama orang sepuh... kaya mondok di masjid atau surau selama 10 hari. Dari tanggal 1 - 10. Isinya mirip dengan kegiatan di pondok. Ngaji.
BalasHapuswah, ini sih kegiatan yg bagus mas... hrs ttp dijaga
HapusJadi ingat.. Biasanya malam 1 Suro, perguruan pencak silat yang 'itu' mengadakan acara. Kebetulan tetangga saya salah satu pengurusnya. Namun tahun ini tidak ada, mungkin pindah lokasi....
BalasHapushmmm, penasaran perguruan apa ya?
HapusMalam yg istimewa ya mas
BalasHapusIndonesia emang terkenal banyak mistis ya
BalasHapus